Tuesday, April 11, 2023

INIKAH AZAB SEORANG SUAMI YANG GAGAL MENDIDIK ANAK

 


SUAMI YANG GAGAL MENDIDIK ANAK

Bissmillahirohmanirrohim.

Dalam alkisah ini saya mencoba menuangkan kegetiran hidup dalam membimbing dan mendidik anak-anaku. Tetapi bukan berarti untuk mengungkapkan bagaimana yang terbaik dalam mendidik anak, namun hanya sebatas goresan kecil untuk merenungi tentang betapa sulitnya membimbing anak dan mendidik anak sesuai harapan dan keinginan kita sebagai orangtua.

Singkat cerita……

Alhmadulillah kami dikaruniai dua orang anak yang kebetulan anak pertamaku seorang laki-laki dan yang kedua seorang perempuan. Namun usia diantara mereka tak begitu jauh usia kelahirannya, karena waktu itu kami tidak merasakan akan mendapatkan karunia Allah yang ke dua. Karena kami menikah bagitu lama baru mendapatkan momongan sekitar 6-7 tahunan sejak kami menikah. Namun Alhamdulillah dengan pengorbanan dan waktu serta do’a selalu kami panjatkan alhasil tahun ke-7 perkawinanku kami mendapatkan keturunan sebagai anak yang pertama seorang laki-laki. Batapa bahagianya kami rasanya lengkap sudah kami sebagai keluarga dengan adanya anak yan kami dambakan.

Seiring waktu berlalu kami berupaya mengasuh anaku dengan sekemampuan kami. Kami bahagia, kami bersyukur atas nikmat Allah yang diberikan kepada kami. Kutatap, kuusap,kubelai anak pertamaku begitu mesra begitu tulus. Tak terasa satu bulan berlalu, dua,tiga dan sebelas bulan berlalu suka duka kujalani dengan sabar dan penuh perhatian. Oh iya kami menikah tahun 1992 dan kami selama lima tahun menabung Alhamdulillah selama lima tahun kami sudah memiliki rumah sehingga anak kami di asuh dalam rumah tangga yang jauh dari kedua orangtua. Namun alhamdulilah kami berusaha memberikan asuhan yang terbaik bagi anaku.

Seiring berjalannya waktu apakah tak ada badai ? Ya badai dalam rumah tangga pasti selalu ada . Termasuk diriku dan keluargaku sebagai seorang suami dan sebagai laki-laki ternyata gelombang  perselisihan selalu ada. Ya diriku memang mungkin termasuk yang memiliki suami ego yang tinggi dan selalu ingin menang sendiri. Ya Allah andai aku menerawang hal itu betapa bodohnya diriku ? Kurang apa waktu itu…Istri yang cantik, harta yang cukup, anugrah anak yang tak ternilai. Pekerjaan yang memadai. Ya kami memang berdua menjadi PNS sebagai seorang guru SMP, pertama isteri seorang guru di sekolah negeri Rajagaluh sedang aku bekerja sebagai seoarang guru di sekolah SMPN 1 Palasah sejak 1990. Jarak rumah dengan sekolahku memang dekat cukup bisa berjalan kaki jika saya mengajar sedang isteriku agak jauh namun beberapa bulan setelah mempunyai anak isteriku pindah juga ke sekolah yang sama yaitu SMPN 1 Palasah. Lengkap sudah keberadaanku saat itu. Rasanya egoku semakin tinggi diriku memang selalu berperilaku yang kurang baik kepada isteriku terkadang suka memarahi, memukul dan ya Allah ampunilah saya betapa kurang ajarnya diriku terkadang suka tergoda oleh wanita lain yaah laki-laki ,namun sekali lagi betapa bodohnya diriku hingga suka melakukan  hal itu. Ya Allah ampunilah saya …..

 

Dan suatu ketika itu sedang berbahagianaya mengasuh anaku yang pertama beberapa bulan kemudaian isteriku mengeluh agak sakit waktu itu di bulan ke dua belas, ya allah kami gelisah  waktu itu bercampur khawatir akan isteriku ada apa dengan isteriku. Saya bawa ke dokter dan apa yang terjadi ternyata dalam rahim ibunya sedang mengandung pula bayi yang kedua. Ya Allah Maha Perkasa atas segala sesuatu betapa bahagianya kami bercampur haru ternyata kami akan mendapatkan momongan kedua walau usia yang pertama belum genap dua tahun. Begitulan secuil keberadaan keluarga kami waktu itu. Dengan kesabaran dan penghasilan yang pas-pasan kami berusaha untuk membimbing anak yang pertama dan merawat calon anak yang kedua.

Kami sadar anak adalah amanah dari Allah Swt yang diberikan kepada setiap orang tua. Mendidik dan mengasuhnya adalah tanggung jawab dan kewajiban bagi setiap orang tua. Dalam mendidikan anak ada hal-hal penting yang harus diperhatikan oleh setiap orang tua, disamping memberikan pendidikan umum terbaik, adalah suatu kewajiban orang tua untuk mendidik anak-anaknya khususnya seorang ibu dengan akhlak yang baik yaitu akhlak Nabi Muhammad dan para sahabatnya yang mulia karena kami keluarga muslim. Dan dengan pendidikan yang islami lah yang sesuai dengan Al-Qur'an dan Hadist yang kami ajarkan agar anaku dapat menjadi seorang anak baik dan sukses baik dunia maupun akhiratnya.

Mendidik anak dengan baik merupakan salah satu kewajiban keluarga terlebih  seorang ibu muslimah. Dipunggung ibu tumpuan pendidikan yang baik sehingga seorang ibu adalah tauladan anak-anaknya. Kamipun berusaha senantiasa mendidik anak-anak kami dengan akhlak yang baik, yaitu akhlak Rosululloh  dan para sahabatnya yang mulia. Kami sadar mendidik anak bukanlah (sekedar) kemurahan hati seorang ibu kepada anak-anaknya, akan tetapi merupakan kewajiban dan Fitroh yang diberikan Allah kepada seorang ibu. Mendidik anak pun tidak terbatas dalam satu perkara saja tanpa perkara lainnya, seperti (misalnya) mencucikan pakaiannya atau membersihkan badannya saja. Bahkan mendidik anak itu mencakup perkara yang luas, mengingat anak merupakan generasi penerus yang akan menggantikan kita yang diharapkan menjadi generasi tangguh yang akan memenuhi bumi ini dengan kekuatan, hikmah, ilmu, kemuliaan dan kejayaan. Kemudian menanamkan aqidah yang bersih, yang bersumber dari Kitab dan Sunnah yang shahih.

          Disinilah ego saya sebagai seorang suami ternyata  dalam melakukan pembimbingan, didikan dan motivasi terhadap kedua anaku berat sebelah. Isteriku yang penuh perhatian kepada kedua anaku, kepada kami. Terkadang saya selalu kurang memperhatikan keberadaan tanggungjawabnya sebagai seorang suami yang baik, Ya Allah begitu banyak kesalahan yang saya lakukan terhadap keluarga. Dari mulai mau menang sendiri, tidak mau berkorban, pengasuhan selalu dibebankan kepada isteriku padahal isteriku juga mengajar Tuhan betapa sombongnya diriku waktu itu. Anak-anaku maafkanlah bapakmu yang kurang perhatian kepada kamu semua. Terkadang sebagai seorang suami betapa tak mempedulikan beban isteri saat itu, ya mengajar mencari nafkah, ya mengasuh anaku, sedang aku terkadang main, main dan main yang tak karuan.

 

Pembaca yang budiman

Bulan demi bulan bahkan tahun demi tahun kedua anaku kutempa dengan keimanan dan aqidah islami seadanya. Kubimbing kubina dan kusekolahkan sesuai keingan diri mereka masing-masing. Tak terasa perjalanpun berlanjut entah apa yang kami lakukan selama itu kadang lupa-lupa ingat yang jelas kami berupaya memberikan didikan yang baik bagi kedua anaku. Bekal pendidikan rohani yang harus ditanamkan kepada kedua orang anaku sejak dini kami membangunnya dengan tergopoh-gopoh karena kelakuan saya yang kurang memberi keyakinan dan ketenangan yang kuat dalam hati anak-anak kami tapi mereka kami ajarkan agama islam, mengaji sholat dan  mengajarkan rasa cinta yang besar pada ayah ibu,dan mengajarkan mereka nilai-nilai serta ketrampilan yang akan bermanfaat bagi kehidupan mereka saat dewasa nanti. Selalu mengingatkan pada anak-anak bahwa agar anak-anak selalu menjaga ucapan dan tindakannya. Bersambung…..

No comments:

Post a Comment