Jalan Panjang
berliku sesungguhnya jalan kebaikan itu
ada di
depanmu, putriku !
Putriku, Kembalilah ke Jalan di Ridhoi
Allah Swt.
Ananda putriku yang tercinta ! Kala itu usiaku telah berusia hampir 56 tahun. Terbayang hilang sudah masa remaja, impian, dan khayalan, bahkan tenagaku yang tak sekuat yang dulu lagi. Aku telah banyak melintasi zaman dan kehidupan mengunjungi banyak kota dan berjumpa dengan banyak orang. Aku juga telah merasakan pahit getirnya kehidupan dunia. Terkadang menangis meratapi dosa dan kelakuanku dan terkadang malu betapa bodohnya aku. Oleh karena itu, dengarlah nasihat-nasihatku yang benar lagi jelas berdasarkan pengalaman-pengalamanku. Di mana engkau belum pernah mendengar dari orang lain.
Kami mencoba menulis dan mengajak kepada perbaikan moral, akhlak yang baik, menghapus kebejatan, dan mengekang hawa nafsu, sampai penat memikirkan jalan apa yang terbaik dan mulut letih, tenagaku habis dan kami belum bisa menghasilkan apa-apa betapa bodohnya aku nak. Belum ada tanda-tanda kemungkaran yang dapat kami berantas, bahkan semakin bertambah, kerusakan mewabah, pakaian terbuka dan merangsang semakin merajalela, semakin meluas. Berkembang dari suatu negeri ke negeri yg lain, sampai tidak ada satu negeri islam pun menurut dugaanku terhindar dari wabah itu. Tak pandang usia, pendidikan, ekonomi maupun adat budaya. Remaja desa sendiri yang dulu benar-benar bersih, menutup aurat, sangat menjaga kehormatan wanitanya, kini para wanita itu keluar dengan pakaian merangsang, terbuka bagian lengan, dan lehernya.
Ya Allah aku belum berhasil, aku kira tidak akan berhasil. Tahukah engkau, kenapa ? Karena sampai saat ini, kami belum menemukan cara untuk memperbaiki, kami belum tahu jalannya. Sesungguhnya jalan kebaikan itu ada di depanmu, putriku ! Kuncinya ada di tanganmu. Bila engkau percaya bahwa kunci itu ada, lalu engkau menggunakanya untuk masuk, maka keadaan akan baik.
Sebagaimana Allah
janjikan penggalan ayat Qur’an Ar-Ra’d :
11, terjemahannya sebagai berikut : “
Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah
keadaan diri mereka sendiri.” Q. S. [13] : 11
Itulah
sebabnya, pemahamannya jadi, ‘kalau saya mengubah
diri, maka saya bisa!’. Padahal artinya adalah, ‘Kalau saya mengubah
jiwa saya, maka Allah pun akan memperbaiki keadaan/kondisi saya’.
Cobalah renungkan pengalaman membuktikan benar bahwa lelakilah yang memulai langkah pertama dalam lorong berbuat dosa, wanita tidak akan pernah memulainya. Karena bila engkau tidak setuju, laki-laki itu tidak akan berani dan andaikan bukan lantaran lemah gemulaimu, lelaki tidak akan berbuat bertambah parah. Engkaulah yang mebuka pintu, dia yang masuk dalam jiwamu dan engkau ikuti kemauannya walaupun itu tahu adalah salah. Padahal kalau engkau tolak dengan berbagai alas an niscaya itu tidak akan terjadi. Kematian lebih baik bagimu daripada kehilangan sesuatu yang mulia itu. Lelaki itu mengharapkan sesuatu yang paling mahal bagimu, yaitu kehormatan yang menjadi kebanggaan, kemuliaan, dan dengan itu pula engkau hidup. Hidup wanita yang kehormatanya telah terenggut lelaki, sungguh 100 kali lebih pahit daripada kematian.
Cobalah renungkan pengalaman membuktikan benar bahwa lelakilah yang memulai langkah pertama dalam lorong berbuat dosa, wanita tidak akan pernah memulainya. Karena bila engkau tidak setuju, laki-laki itu tidak akan berani dan andaikan bukan lantaran lemah gemulaimu, lelaki tidak akan berbuat bertambah parah. Engkaulah yang mebuka pintu, dia yang masuk dalam jiwamu dan engkau ikuti kemauannya walaupun itu tahu adalah salah. Padahal kalau engkau tolak dengan berbagai alas an niscaya itu tidak akan terjadi. Kematian lebih baik bagimu daripada kehilangan sesuatu yang mulia itu. Lelaki itu mengharapkan sesuatu yang paling mahal bagimu, yaitu kehormatan yang menjadi kebanggaan, kemuliaan, dan dengan itu pula engkau hidup. Hidup wanita yang kehormatanya telah terenggut lelaki, sungguh 100 kali lebih pahit daripada kematian.
Ya demi Allah... Tidaklah seorang pemuda melihat gadis kecuali gadis itu dikhayalkanya dalam keadaan telanjang tanpa pakaian dan jika itu memungkin karena sikap kita sendiri sebagai gadis memberikan peluang kea rah itu.
Dengar nak katakanlah demi Allah, begitulah. Yang saya bersumpah untuk kedua kalinya padamu. Jangan kau percaya apa yang dikatakan laki-laki, bahwa ia tidak akan melihat gadis kecuali akhlak dan budi bahasanya. Ia akan berbicara sebagai seorang sahabat, ia akan mencintainya sebagai seorang kawan melindungi saat ada. Demi Allah ia sebenarnya telah berbohong ! Bila engkau mendengar obrolan diantara anak-anak muda dalam kesepian mereka, engkau akan mendengar sesuatu yang mengerikan, senyuman yang diberikan pemuda kepadamu, kehalusan budi bahasa dan perhatian, semua itu tidak lain hanyalah merupakan perangkap rayuan untuk mencapai tujuannya, atau paling tidak, pemuda itu sendiri merasa bahwa itu adalah rayuan agar dirimu terperdaya !
Setelah itu apa yang terjadi ? Apa, wahai putriku? Coba kau pikirkan ! Setelah kita terperangkap rayuan seorang lelaki dan Kalian berdua sesaat berada dalam kenikmatan semu, kemudian engkau ditinggalkan dan engkau selamanya tetap akan merasakan penderitaan akibat kenikmatan itu. Bagaimana pemuda tersebut ? pemuda tersebut akan terus mencari mangsa lain untuk diterkam kehormatanya, sedang engkau yang menanggung beban. Jiwamu menangis, keningmu tercoreng. Masyarakat yang zhalim dapat memaafkan pemuda itu dengan mengatakan: "Ia anak muda yang sesat lalu bertaubat". Tetapi engkau, selama hidupmu tetap berkubang kehinaan dan keaiban, masyarakat tidak akan memaafkanmu selama-lamanya. Camkan itu nak.
Andai saat itu ….. saat engkau bertemu pemuda kau busungkan dadamu, kau palingkan muka, kau tunjukkan kepribadian dan menghindar... dan kalau pengganggumu belum mengindahkan, sampai berbuat lancang lewat perkataan atau tangan usil, kau lepaskan sepatu dari kakimu lalu kau lemparkan ke kepalanya, bila semua ini engkau lakukan, maka semua orang dijalan akan membelamu. Setelah itu anak-anak nakal takkan mengganggumu. Dan tentu, jika seorang pemuda yang shalih akan datang kepadamu untuk minta maaf dan tidak mengulangi perbuatannya. Selanjutnya, ia akan mengharapkan hubungan yang baik dan halal. Ia akan datang melamarmu.
Wahai putriku ketahuilah bahwa wanita, bagaimanapun juga status sosial, kekayaan, popularitas, dan prestasinya, tidak akan mendapatkan sesuatu yang sangat diangan-angankan dan kebahagiaan kecuali dalam status yang benar baik secara Agama maupun Negara melalui jalan yang mulia yaitu pernikahan. Menjadi istri yang baik, seorang ibu yang terhormat dan pendidik keluarga yang baik.
Tak dapat dipungkiri dalam diri setiap wanita cita-cita wanita paling tinggi adalah pernikahan, walaupun ia seorang anggota DPR, pemegang kekuasaan, kaya, miskin, terpelajar ataupun bukan. Takkan ada seorangpun yang mau menikahi wanita pelacur kecuali pemuas nafsu angkara murka. Seorang yang bermaksud mau menikahi, kalau ia ternyata sesat, orang itupun akan pergi meninggalkanya. Kalau mau menikah, ia akan memilih wanita lain yang baik karena ia tidak rela bila ibu rumah tangga dan ibu putra-putrinya adalah seorang wanita amoral.
Seorang pria, sekalipun fasik, bila di tempat kelezatan tidak menemukan wanita yang mau mengorbankan kehormatanya dibawah telapak kakinya dan sesuka hati mau dijadikan barang mainan, bila pria itu sudah tidak mendapatkan perempuan lengah yang mau diajak kawin menurut agama iblis dan seperti kucing di bulan Februari, pria itu akan mencari istri menurut cara islam.
Maka, sadarlah nak penyebab krisis pernikahan adalah wanita, wahai kaum hawa ! Kalau saja tidak karena wanita fasik, krisis pernikahan tidak akan terjadi dan kesempatan berbuat maksiat tidak akan meluas, lalu kenapa kalian tidak sadar ? Dan kenapa wanita-wanita mulia tidak berusaha memberantas malapetaka ini ? Kalian yang lebih patut dan lebih mampu daripada kaum lelaki untuk melakukan usaha itu karena kalian lebih mengerti bahasa wanita dan cara menyadarkan mereka.
Maka bentuklah wahai kaum hawa pribadi-pribadi yang terhormat,
tutuplah auratmu. berlakulah sopan dan santun hormatilah dirimu senidir dengan
menjaga kehormatan dan ajaklah untuk
mengembalikan saudari-saudari kita yang tersesat menuju kebenaran. Ajaklah
mereka bertakwa kepada Allah. Bila mereka tidak mau bertakwa, peringatilah akan
terjangkitnya suatu penyakit. Bila mereka masih tidak menurut, jelaskanlah
dengan melihat kenyataan. Katakanlah kepada mereka: "Kalian adalah
gadis-gadis remaja putri yang cantik, oleh karena itu, banyak para pemuda
menemui kalian dan berebut disekitar kalian. Akan tetapi apakah keremajaan dan
kecantikan itu akan kekal ? Akan tetapkah yang remaja dengan keremajaanya dan
yang cantik dengan kecantikanya ? Benda apakah didunia ini yang bersifat kekal ?
Bagaimana kelanjutanya, bila kalian sudah menjadi nenek-nenek dengan punggung
bungkuk dan wajah berkeriput ? Saat itu, siapakah yang memperhatikan,
menghormati, dan mencintai seorang nenek ? Mereka adalah anak dan cucunya. Saat
itulah nenek tersebut menjadi seorang ratu di tengah rakyatnya. Duduk diatas
singgasana dengan memakai mahkota. Tetapi nenek yang lain, yang masih belum
bersuami itu ? Kalian sendri lebih tahu apa yg terjadi dengan nenek itu". Tetapi
ketika masa bunganya telah habis dan kecantikanya sirna, tak seorangpun yang
anda lihat mau menyentuh tangannya".
Marilah kita berjuang untuk menuntun mereka wanita yang tersesat ke jalan yang benar yang muslimah sesuai tuntutan Allah dan Rosulnya. Namun kita harus sadar taka da perubahan yang sekejap semua memerlukan waktu dan proses, kita harus tahu tak mudah mengembalikan ke jalan yang benar untuk mengubah secara drastis mengembalikan wanita masa kini kepada keadaan yang dimiliki wanita yang benar-benar muslimah. Perubahan cepat itu mustahil. Ibaratnya malam yang gelap gulita dan pagi yang cerah bercahaya. Allah tidak akan memindahkan dari kegelapan kepada cahaya dalam sekejap. Tetapi Dia memasukkan siang ke dalam malam dan engkau tidak merasakan perubahan itu. Seperti halnya jarum jam yang ada pada sebuah jam waktu. Engkau melihatnya diam tak bergerak. Tetapi lihatlah kembali setelah dua jam kemudian, niscaya engkau melihatnya telah berjalan. Demikian pula dengan perubahan manusia dari masa kanak-kanak ke masa remaja, dari masa remaja ke masa tua. Sama halnya dengan perubahan sebuah negeri dari suatu keadaan kepada keadaan yang lain. Akan tetapi kembalilah ke jalan yang benar setapak demi setapak sebagaimana menerima kerusakan setapak demi setapak, kalian memendekkan pakaian sedikit demi sedikit. Kalian pertipis kerudung dan sabar melalui masa yang panjang, sampai akhirnya kita mencapai suatu keadaan yang diridhai islam,
Saya tidak berbicara kepada para pemuda. Saya tidak ingin mereka mendengar. Saya tahu bahwa mungkin mereka menyanggah dan mentertawakan saya. Karena saya telah menghalangi mereka menikmati kelezatan yang benar-benar mereka peroleh. Akan tetapi saya berbicara pada kalian, putri-putriku.
Wahai putriku yang beriman dan beragama! Putriku yang terhormat dan terpelihara! Ketahuilah bahwa yang menjadi korban semua bukan orang lain kecuali engkau. Oleh karena itu, jangan berikan diri kalian sebagai korban iblis. Jangan dengarkan ucapan mereka yang merayumu dengan pergaulan demi kebebasan, modernisasi, kemajuan, dan kehidupan kota. Sungguh kebanyakan orang yang terlaknat itu tidak beristri dan tidak punya anak, mereka sama sekali tidak peduli dengan kalian selain untuk pemuas kelezatan sementara. Sedang saya adalah seorang ayah dari beberapa gadis. Bila saya membela kalian, berarti saya membela putri-putriku sendiri. Aku ingin kalian bahagia seperti yang aku inginkan untuk putri-putriku.
Bila anak putri telah jatuh, tak seorangpun diantara mereka mau membimbing tangannya, atau mengangkat dari lembah kejatuhan, yang engkau dapati, mereka saling memperebutkan kecantikan gadis itu, selama kecantikan itu masih ada. Bila sudah hilang, mereka pun pergi meninggalkan anak putri tersebut. Sebagaimana anjing-anjing meninggalkan bangkai yang tak berdaging sedikitpun.
Inilah nasihatku padamu, putriku. Inilah kebenaran, selain ini jangan percaya. Sadarlah bahwa ditanganmulah, bukan ditangan kami kaum lelaki, kunci pintu perbaikan. Bila mau, perbaikilah diri kalian, dengan demikian umatpun akan menjadi baik. Disadur dan di revisi dari mulyani.blogspot.com/2019.
Ya Allah jadikanlah ……“Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”. [QS. Al-Naml: 19]
“Ya Allah, perbaikilah bagiku agamaku penjaga segala urusanku dan perbaikilah bagiku duniaku yang di dalamnya terdapat kehidupanku dan perbaikilah bagiku akhiratku yang merupakan tempat kembaliku, dan jadikanlah kehidupan ini bagiku tempat bertambahnya setiap kebaikan, dan jadikanlah kematian itu istirahatku dari setiap kejelekan.” [HR. Muslim].
“Ya Allah, sesungguhnya
aku berlindung kepada Mu dan hilangnya nikmat-Mu dan berubahnya keselamatan,
dan azab yang tiba-tiba datang, dan seluruh kemurkaan-Mu.” [HR. Muslim].
Sumber: https://www.tongkronganislami.net/doa-agar-diberi-kenikmatan/
Sumber: https://www.tongkronganislami.net/doa-agar-diberi-kenikmatan/